>
“Bisnis kue ini berawal pada tahun 2007. Ketika saya bersama suami pindah dari Kota Bandung ke Kota Padang karena sesuatu hal. Dan ketika pindah pun, saya karena belum ada pekerjaan apapun,” kata Teteh Pipih--panggilan akrabnya.
Ketika dia pindah ke Kota Padang, Teteh Pipih yang hobi makan dan jajan ini agak kesulitan untuk mendapatkan kue yang disukai ketika di Kota Bandung. Atas kondisi demikian, dia berusaha membuat kue yang dikangeninya itu. Maka dia pun belajar membuat kue secara otodidak.
“Saya memang dari awal tidak ada keilmuan baking sama sekali. Macam-macam jenis tepung saja saya nggak tahu. Belum lagi bahan-bahan baking lainnya,” sebutnya.
Didera Gempa dan Covid-19
Ia memulai bisnis kue mulai dari nol. Belajar membuat kue secara otodidak, hanya dari tabloid. Dalam memulai usaha yang diberi nama Magenta Coklat ini, Pipih baru bisa membuat cokelat praline.
Diketahui, cokelat praline ini adalah cokelat permen yang didalamnya berisi berbagai isian lezat yang cocok untuk dimakan bersama dengan cokelat.
Dengan semangat dan tekad kuat memasarkan cokelat praline ini dengan cara menitipkan di toko kue dan swalayan di Kota Padang. “Dan Alhamdulillah, mendapat sambutan dan antusias dari konsumen untuk membeli cokelat praline buatan saya ini,” ucap ibu lima anak ini.
Hingga tahun 2009 ketika gempa mengguncang Kota Padang 7,6 skala richter, usaha ditekuninya selama dua tahun itu goyang. Toko kue dan swalayan yang biasa tempat penitipan cokelat praline tutup. Bahkan ada yang mengalami kerusakan. next
Komentar