>

Tidak heran, apabila kemampuannya terus berkembang. Dari yang awalnya hanya bisa membuat dua jenis kue, kini ia sudah menguasai berbagai resep. Apapun request jenis kue customernya saat ini, selalu berhasil dibuat dan membuat pelanggannya puas.

Sejak pindah ke Jalan Kelapa Gading ini, semakin banyak varian kue yang ia buat dan jual. Awalnya hanya cokelat praline dan brownies, berkembang ke kue ulang tahun atau cake custom.

“Customer mau bentuk kue ulang tahun seperti apa itu jadi tantangan. Mau apa, bentuknya seperti apa, desainnya apa, akan kami buatkan. Tentunya dengan harga yang terjangkau tapi rasa tetap enak dan cantik,” tegasnya.

Seiring berjalannya waktu, bisnis kuenya kembali terguncang. Covid-19 melanda Indonesia khususnya Kota Padang sejak awal 2020. Baginya pada masa itu awalnya susah hingga merumahkan 50 persen karyawan tapi usaha ini harus terus bertahan dan berjalan. Alasannya menghidupkan karyawan.

“Awalnya kami memproduksi kue. Masa itu apa saja permintaan pelanggan kami penuhi. Misalnya ada permintaan pelanggan dibuatkan nasi kotak. Kami pun jawab bisa. Alhamdulillah kami bisa bertahan selama pandemi Covid-19 karena bisa. Pokoknya "palugada" apalu mau gua ada semasa Covid-19,” ungkap Pipih.

Ia bersyukur Alhamdulillah sampai sekarang masih bertahan. Strateginya tetap menjaga kualitas dan hubungan baik dengan customer. Bagi dia customer itu raja. Kemudian, dia juga memperhatikan kualitas produk dan harus jadi trendsetter.

“Bagi saya boleh saja ikutan tapi harus berbeda. Misalnya dimodifikasi. Pokoknya harus terus berinovasi dan berkreasi,” ucap perempuan kelahiran 1978 ini.next