.
Ayahnya, Pananuhon, menggantungkan hidup dari berdagang pakaian bekas di Pasar Atas Bukittinggi dengan omzet tahunan yang hanya mencapai sekitar Rp8 juta dan tabungan keluarga yang tidak lebih dari Rp1,5 juta.
Sementara Devit Febriansyah diterima di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI-ITB), menjadi satu-satunya anak dari Kecamatan Malalak yang berhasil lolos SNBP tahun ini.
Prestasi ini semakin istimewa mengingat kondisi ekonomi orang tuanya, Julimar dan Doni Afrijal, yang bekerja sebagai kuli angkut kayu manis dengan penghasilan harian yang tidak menentu.
Solidaritas masyarakat setempat tercermin dari gotong royong warga satu kampung yang mengumpulkan dana sukarela untuk membantu biaya keberangkatan Devit menuju Bandung.
Sedangkan Deka Fakira Berna melengkapi trio mahasiswa berprestasi Sumbar dengan diterimanya ia di Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB.
Keberhasilannya menambah deretan nama siswa asal Sumbar yang mampu menembus jalur prestasi nasional untuk masuk ke perguruan tinggi bergengsi tersebut. (*)
Komentar