.
Sebagai anggota Komisi IV DPR RI, Rahmat mendorong agar nilai-nilai Sumpah Pemuda lebih kuat diinternalisasikan dalam sistem pendidikan dan kehidupan sosial di Sumatera Barat.
Ia mengusulkan agar kurikulum sekolah di daerah lebih banyak menampilkan kontribusi tokoh lokal dalam sejarah nasional, termasuk peran tokoh-tokoh asal Minangkabau dalam pergerakan kebangsaan.
Selain itu, ia juga mendorong adanya program lintas daerah bagi pemuda untuk memperkuat persaudaraan dan pertukaran gagasan antarwilayah.
"Kalau anak muda dari Padang bisa berdiskusi dengan anak muda dari Papua atau Maluku, di situ rasa kebangsaan itu tumbuh. Sumpah Pemuda bukan sekadar teks sejarah, tapi semangat yang harus diteruskan," ujar Rahmat.
Menurutnya, pemuda Sumatera Barat memiliki potensi besar untuk menjadi motor perubahan, terutama dalam ekonomi kreatif yang berbasis budaya.
"Kita punya identitas yang kuat, punya cerita yang khas. Sekarang tinggal bagaimana mengubah itu jadi karya dan peluang. Pemuda Minang tidak boleh hanya menjadi penonton, tapi pelaku yang membawa semangat kebangsaan lewat karya nyata," tegasnya.
Baginya, Sumatera Barat telah memberi sumbangsih besar bagi lahirnya semangat persatuan bangsa.
"Kini, saat tantangan bangsa semakin kompleks, giliran pemuda Minangkabau untuk menjaga dan mengobarkan kembali semangat itu bukan sekadar mengenang sejarah, tetapi menulis sejarah baru untuk Indonesia," tutupnya. (*)


Komentar