Pemerintah Ajukan Empat Warisan Budaya Takbenda UNESCO

Metro- 12-04-2022 20:17
Reog salah satu dari empat Warisan Budaya Takbenda yang diajukan Pemerintah ke UNESCO. (Dok : Istimewa)
Reog salah satu dari empat Warisan Budaya Takbenda yang diajukan Pemerintah ke UNESCO. (Dok : Istimewa)

Jakarta, Arunala - Tahun ini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menominasikan empat elemen budaya Indonesia terdaftar sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) UNESCO, yakni tenun Indonesia, Reog, jamu, dan tempe.

Pengajuan nominasi ini telah melewati kajian dan tahapan yang panjang sampai akhirnya diajukan secara resmi pada Jumat (25/3) lalu.

Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid menyampaikan, pihaknya terus mengupayakan agar elemen budaya Indonesia tidak hanya mendapatkan status di tingkat Internasional.

Baca Juga

"Namun, yang terpenting adalah agar masyarakat Indonesia turut memberikan perhatian dan ikut melestarikan," kata Hilmar Farid.

Terkait pemberitaan bahwa ada negara lain yang turut mengajukan Reog sebagai WBTb, Hilmar memberikan pengertian.

"Sampai saat ini tidak ada informasi resmi yang kami terima bahwa ada negara lain yang turut mengajukan Reog. Selain itu, publik perlu memahami bahwa Konvensi WBTb UNESCO bertujuan untuk melestarikan WBTb sesuai dengan kesepakatan internasional. Bukan untuk klaim kepemilikan budaya oleh negara yang mengajukan," tekannya.

Lebih lanjut Hilmar mengatakan, karena keterbatasan sumber daya di UNESCO sendiri, tidak ada jaminan bagi setiap negara bahwa elemen budaya yang dinominasikan akan berhasil menyandang status WBTb UNESCO.

Dirinya juga menjelaskan rata-rata suatu negara hanya bisa mengusulkan satu nominasi per dua tahun untuk menginskripsikan elemen budayanya sebagai WBTb UNESCO.

"Sejak tahun 2016, Komite WBTb UNESCO mengatur batasan jumlah elemen budaya yang dapat diinskripsi sebagai WBTb UNESCO, yaitu 50 elemen budaya saja per tahun dari 193 Negara Anggota UNESCO," jelas Dirjen Kebudayaan ini.

Sampai saat ini, sambung Hilmar, terdapat 12 WBTb Indonesia yang telah berhasil mendapatkan status WBTb Dunia dari UNESCO.

Kedua belas WBTb itu adalah: Wayang (2008); Keris (2008); Batik (2009); Pendidikan dan pelatihan batik (2009); Angklung (2010); Saman (2011); Noken (2012); Tiga genre tari Bali (2015), Seni Pembuatan Kapal Pinisi (2017); Tradisi Pencak Silat (2019); Pantun (2019); dan Gamelan (2021). (*)

Komentar