>
Kenapa dulu tidak bisa dilakukan? Dovy menjelaskan dulu itu pemeriksaan PCR tersebut sulit dan memang di Indonesia belum umum, susah dan butuh keahlian khusus. Sejak Covid-19, sudah ada semua mesin PCR di seluruh Indonesia.
"Gold standar itu kan adalah pemeriksaan PCR. Jadi kita tinggal memanfaatkan mesin PCR ini. Dan sampelnya bisa sampel darah atau cairan ketuban. Jadi kalau untuk menginfeksi pada ibu misalnya, kita ambil darahnya. Kemudian memeriksa virus dalam darah melalui mesin PCR. Jadi lebih cepat mendeteksi. Misalnya ibu tersebut infeksi apa tidak. Karena infeksinya, infeksinya itu benar tidak virusnya ada. Berapa memang jumlah virusnya. Nah itulah yang lebih tepat. Lebih gold standarlah untuk pemeriksaan virus," ungkapnya.
Ia menegaskan makanya sekarang itu yang mau akan dikembangkan. Apalagi sudah ada fasilitasnya. Dan Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi (PDRPI) sudah mempunyai semua mesin PCR. "Tinggal kita memanfaatkan. Karena selama ini di Indonesia kita hanya melakukan riset tanpa menghasilkan produk. Makanya contoh Kepala Laboratorium PDRPI Dr. dr. Andani Eka Putra, M.Sc yang telah mempunyai riset dan langsung ada hilirisasi produk. Nah itu yang akan saya kembangkan bersama," ucapnya.
Ia mengatakan keuntungan pemeriksaan PCR ini berbiaya murah dibanding serologi dengan biaya jutaan rupiah. Dan diagnosa yang tepat. "Nah itu modalitas kita ke depan. Makanya kami kolaborasi bersama antara RSUP Dr. M. Djamil dengan PDRPI untuk mengembangkan produk Kit PCR untuk infeksi Torch ini. Jadi kita akan melakukan penelitian. next
Komentar