Raudha Thaib: Cara Ajarkan Generasi Muda Minang Lebih Beretika

Metro- 24-08-2025 17:26
Salah satu penampilan peserta lomba Sumbang duo baleh yang diadakan pihak Kecamatan Lubuk Begalung di Kelurahan Parak Laweh Nan XX, Minggu (24/8/2025). (dok arunala.com)
Salah satu penampilan peserta lomba Sumbang duo baleh yang diadakan pihak Kecamatan Lubuk Begalung di Kelurahan Parak Laweh Nan XX, Minggu (24/8/2025). (dok arunala.com)

Padang. Arunala.com - Hari kedua pelaksanaan lomba Sumbang duo baleh pada kegiatan alek negara yang diadakan pihak Kecamatan Lubuk Begalung, disaksikan antusias warga.

Lomba yang diadakan di komplek Jala Utama II, Parak Laweh Nan XX Lubeg itu dikuti 15 grup Karang Taruna yang ada se Kecamatan Lubeg.

Pantauan di lokasi, salah satu penampilan peserta Sumbang duo baleh dari Kelurahan Lubeg Nan XX, mengangkat tema etika pergaulan generasi muda saat ini.

Dalam treaktikal yang mereka mainkan, diantaranya menggambarkan etika anak perempuan yang masih keluyuran di malam hari. Bagi orang Minang, perilaku seperti ini jelas tidak sesuai adat Minang yang melarang anak gadisnya keluyuran di malam hari.

Selain itu juga ditampilkan etika pergaulan dan juga etika berpakaian, etika berkomunikasi hingga menyangkut etika berpakaian.

Salah seorang dewan juri lomba Sumbang duo baleh, Raudha Thahib menyebutkan,

salah satu poin penilaian dari lomba Sumbang duo baleh ini yakni tentang pemahaman niilai terhadap Undang-undang adat itu sendiri.

"Itu yang menjadi penting, kalau hanya sekadar hafal soal Sumbang duo baleh, namun harus faham apa maksud yang terkandung dari Sumbang duo baleh ini," kata Raudha Thaib saat di temui di lokasi lomba, Minggu (24/8/2025).

Yang kedua penilaian dalam lomba ini, jelas Bundo Kanduang Sumbar ini, adalah penampilan, kelompoknya, dari peserta lomba.

Seperti yang ia contohnya pada penampilan salah satu peserta yang menggambarkan perilaku Sumbang duo baleh dalam kehidupan sehari-hari.

"Dilihat dari penampilan peserta itu, mereka memeragakan perilaku Sumbang dua baleh, dimana itu sering kita jumpai dalam cara pergaulan anak muda saat ini, misalnya kurangnya etika menghargai yang lebih besar, larangan anak gadis ke luar ramuh hingga larut malam, hingga cara mendidik anak yang salah dari orang tua," papar Raudha Thaib.

Kemudian saat ditanya bagaimana dalam realitas Ranah Minang saat ini. Apakah larangan atau etika adat yang ada dalam Sumbang duo baleh itu masih dipedomaninext

Komentar