Rahmat Saleh Dorong Literasi Politik Gen Y dan Z di Era Digital

Metro- 14-09-2025 17:51
Anggota Komisi IV DPR RI Rahmat Saleh bersama para penulis saat peluncuran buku Prosumenesia: Transformasi Media Digital dalam Politik dan Demokrasi di Ruang GBHN, DPR, Kamis (11/9/2025). IST
Anggota Komisi IV DPR RI Rahmat Saleh bersama para penulis saat peluncuran buku Prosumenesia: Transformasi Media Digital dalam Politik dan Demokrasi di Ruang GBHN, DPR, Kamis (11/9/2025). IST

.

Adapun rekomendasi lain ditujukan kepada komunitas pemuda dan civil society. Rahmat menilai pentingnya penguatan literasi media, penciptaan ruang deliberasi digital, serta keterlibatan generasi muda sebagai produsen konten politik alternatif.

Menurutnya, dengan regulasi yang jelas, media yang beragam, serta literasi kritis yang kuat, generasi muda dapat mendorong politik menjadi arena transformasi demokrasi yang sehat, partisipatif, dan substansial.

Peluncuran buku ini turut dihadiri penulis DIK 33 seperti Andre Sainyakit dan Mira Natalia Pelu, serta penelaah independen Johanes Basuki.

Hadir pula Kaprodi Ilmu Komunikasi Pascasarjana Usahid Prasetya Yoga Santoso, editor buku Mirza Ronda, dan Wakil Ketua Komisi I DPR Sukamta.

Sedangkan, Sukamta menyebut era digital sebagai pisau bermata dua. Ia menilai, era ini memang memberi ruang partisipasi luas, namun sekaligus membawa tantangan berupa misinformasi, disinformasi, filter bubble, echo chamber, hingga potensi polarisasi masyarakat.

Era prosumen sendiri dianggap telah mengubah pola komunikasi dari satu arah menjadi kolaboratif dan berbasis partisipasi.

Individu kini bukan hanya mengonsumsi informasi, tetapi juga memproduksi serta menyebarkannya. Mira Natalia mencontohkan fenomena FOMO di media sosial, di mana masyarakat rela mengantre membeli cokelat Dubai meski rasanya tidak sebanding dengan harganya.

"Ini membuktikan terjadinya Prosumen di Indonesia (Prosumenesia)," ujarnya.

Sementara itu, penulis buku, Andre Sainyakit menekankan perlunya komunikasi politik berbasis perdamaian.

"Politik yang damai berarti politik yang membuka ruang dialog, mendengar aspirasi, dan berani berpihak pada keadilan substantif," katanya.

Seminar yang dihadiri ratusan peserta dari kalangan akademisi, politisi, mahasiswa, hingga tenaga ahli DPR ini berlangsung interaktif dengan diskusi seputar tren komunikasi digital terbaru. (cpt)

Komentar