Padang, Arunala.com - Pasca bencana banjir melanda beberapa tempat di Kota Padang, warga yang terdampak bencana masih menghadapi persoalan baru, yakni krisis air bersih akibat matinya aliran air PDAM selama beberapa hari.
Kondisi serupa juga dialami oleh warga Jati, tempat di mana kebutuhan air untuk mandi dan kegiatan rumah tangga menjadi semakin mendesak seiring terputusnya suplai air bersih.
Salah seorang warga Jati, Jon Apendi,
menyampaikan bahwa situasi ini mengingatkannya pada bencana besar tahun 2009 silam.
Pada masa itu, tidak hanya air yang terputus, tetapi listrik pun mati total sehingga warga benar-benar kesulitan.
"Ini seperti mengulang kejadian tahun 2009. Listrik mati, air mati, dan warga tidak bisa berbuat banyak," ungkapnya mengenang.
Dalam beberapa hari belakangan, aliran air PDAM kembali tidak mengalir.
Menurutnya, kondisi tersebut bukan semata kesalahan pihak PDAM, melainkan akibat langsung dari bencana banjir yang merusak infrastruktur di sejumlah titik.
"Air mati lagi beberapa hari ini, tidak ada setetes pun turun. Kita tidak menyalahkan PDAM ataupun pihak manapun, ini murni bencana," jelasnya.
Kesulitan semakin terasa ketika Jon melihat secara langsung bagaimana warga berusaha mendapatkan air bersih.
Banyak warga terpaksa menimba air dari bandar yang berada cukup jauh di bawah permukiman. Air yang diambil pun dalam kondisi keruh, namun tetap digunakan karena tidak ada pilihan lain.
"Saya lihat warga menampung air di gayung dan ember dari bandar itu. Jaraknya jauh, harus naik turun. Ambil dua ember saja sudah menghabiskan banyak tenaga," ujar Jon.
Melihat kondisi tersebut, muncul inisiatif dari Jon untuk mencari solusi darurat.
Ia menyampaikan bahwa dirinya memiliki mesin sedot air dan selang yang mungkin dapat dimanfaatkan untuk membantu warga sekitar.
Sementara itu, ia juga melihat ada warga lain yang mencoba mengoperasikan alat serupa, dan ternyata warga tersebut merupakan mantan teknisi PDAM yang paham mengenai persoalan teknis airnext


Komentar