Jejak Nipah dan Cahaya dari Pesisir Padangpariaman

Ekonomi- 18-11-2025 20:36
Wisatawan yang datang ke Ulakan pun kini bisa menikmati olahan buah nipah. IST
Wisatawan yang datang ke Ulakan pun kini bisa menikmati olahan buah nipah. IST

MENTARI sore menumpahkan cahaya keemasan di atas Talao Ulakan. Riak air berkilau di sela rimbunan pohon nipah yang berdiri kokoh di tepian. Angin laut membawa aroma asin bercampur tanah basah seperti menghembuskan kembali kisah lama tentang manusia pesisir yang memilih bertahan, ketika banyak kampung lain tergerus perubahan.

Di sinilah, di Nagari Ulakan, Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat, cerita itu kembali hidup. Sebuah cerita tentang bagaimana sekumpulan warga yang dulu kerap diremehkan, justru menemukan harapan dari tanaman yang lama dianggap tak berguna.

Pada awal 2010-an, ketika banyak daerah pesisir mengalihfungsikan lahan menjadi tambak, masyarakat Ulakan justru mengambil jalan berbeda. Mereka menolak rencana alih fungsi 15 hektare kawasan nipah, tanaman yang tumbuh liar di sepanjang pesisir laut, menjadi tambak udang. "Banyak yang bilang, untuk apa mempertahankan nipah? Tak ada nilainya," kenang Setiadi Kurniawan, penggerak masyarakat yang belakangan dikenal sebagai local champion Ulakan.

Namun warga Ulakan memilih untuk percaya pada alamnya sendiri. "Setiap pohon punya nilai, asal kita mau belajar mengelolanya," kata Setiadi.

Tahun 2015, keputusan itu diikrarkan. Alih-alih membiarkan lahan berubah menjadi tambak, warga bersama pemerintah nagari justru menatanya menjadi wisata alam Talao Ulakan. Keputusan itu menjadi titik balik, sebuah langkah yang saat itu dianggap idealis, bahkan nekat. Tetapi kini, keputusan itu menjadi fondasi bagi perubahan Ulakan.

Lahan nipah yang dulu dianggap tak bernilai, kini menjadi jantung wisata. Warga membuat jalur wisata, membangun pondok kayu, hingga menginisiasi wisata edukasi. Pelan tapi pasti, perubahan terlihat. Pada 2019, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menetapkan Ulakan sebagai Pilot Project Inkubasi Inovasi Desa Pengembangan Ekonomi Lokal.

Tiga tahun kemudian, Ulakan dinobatkan pada Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 oleh dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. Nama Ulakan naik ke panggung nasional. "Setelah menang anugerah itu, PT Astra Internasional datang dan tertarik dengan konsep pemberdayaan kami. Mereka melihat, semangat gotong royong di Ulakan cocok dengan empat pilar Kampung Berseri Astra. Yakni kewirausahaan, lingkungan, kesehatan, dan pendidikan," ungkap Adi—sapaan akrabnyanext

Komentar