Padangpariaman, Arunala.com - Bandara Internasional Minangkabau (BIM) telah resmi implementasikan penggunaan Bahasa Minang dalam sistem pengumuman keberangkatan dan kedatangan penerbangan.
Inisiatif pelestarian budaya Minangkabau ini merupakan hasil usulan dari Wakil Gubernur Sumbar Vasko Ruseimy, yang bertekad menjadikan gerbang utama provinsi tersebut sebagai etalase kekayaan budaya lokal.
"Saya ingin memastikan BIM sebagai pintu gerbangnya Sumbar ikut melestarikan budaya Minangkabau," ungkap Vasko Ruseimy beberapa waktu lalu.
Pengumuman dalam Bahasa Minang kini, katanya, diperdengarkan berdampingan dengan Bahasa Indonesia dan Inggris, memberikan nuansa kental budaya lokal bagi para penumpang.
Tidak hanya sebatas penggunaan bahasa daerah, inisiatif pelestarian budaya ini juga mencakup aspek visual dan auditori lainnya.
Vasko menjelaskan bahwa petugas bandara kini mengenakan atribut khas Minangkabau seperti baju adat dan deta (penutup kepala tradisional).
Suasana bandara juga semakin mencerminkan kearifan lokal dengan pemutaran musik tradisional Minangkabau di area-area publik.
"Semoga ini bisa menjadi obat rindu bagi para perantau Minangkabau dan juga sebagai mercusuar bahwa Sumbar terus menjaga pelestarian adat Minangkabau," kata Vasko optimistis.
Pada kesempatan peresmian tersebut, Vasko langsung menyimak langsung pengumuman informasi penerbangan dalam Bahasa Minang.
Ia juga menegaskan kepada pihak pengelola BIM agar penerapan elemen budaya Minangkabau tidak bersifat sementara.
Program yang awalnya diujicobakan pada masa arus mudik ini diharapkan dapat berlanjut secara konsisten.
"Saya meminta untuk dilakukan seterusnya, bukan hanya pada saat momen Idul Fitri saja," tegas Vasko menekankan pentingnya konsistensi dalam upaya pelestarian budaya.
Vasko menilai, penggunaan Bahasa Minang di ruang publik sekelas bandara internasional sebagai langkah nyata dalam menjaga eksistensi bahasa daerah di tengah arus globalisasinext
Komentar