Padang, Arunala.com---RSUP Dr. M. Djamil tidak menoleransi segala bentuk perundungan. Rumah sakit vertikal milik Kementerian Kesehatan ini berkomitmen menciptakan lingkungan kerja dan belajar yang adil, terbuka, dan saling menghargai. Di samping juga ingin mendorong keberanian untuk berbicara, melaporkan, dan berdiskusi tentang situasi yang mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman, tanpa rasa takut akan stigma atau pembalasan.
Hal tersebut ditegaskan oleh Direktur Utama RSUP Dr. M. Djamil Dr. dr. Dovy Djanas, Sp.OG, KFM, MARS, FISQua saat Sosialisasi Anti-Perundungan di Lingkungan PPDS dan Civitas Hospitalia di Auditorium Lantai IV Gedung Administrasi dan Instalasi Rawat Jalan Lantai IV, Kamis (24/4/2025). Dalam sosialisasi itu menghadirkan narasumber Kajati Sumbar Yuni Daru Winarsih, SH, M.Hum.
"Upaya pencegahan dan penanganan perundungan harus menjadi komitmen bersama kita semua. Baik manajemen rumah sakit, institusi pendidikan, maupun seluruh civitas hospitalia," kata Dovy Djanas.
Turut hadir dewan direksi RSUP Dr. M. Djamil, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Dr.dr.Sukri Rahman, Sp.THT-BKL, Subsp.Onk(K), FACS, FFSTEd, Ketua SPI, Komite Koordinasi Pendidikan, Komite Etik dan Hukum, serta Komite Medik RSUP Dr. M. Djamil.
Kemudian Ketua TKP PPDS dan Ketua Program Studi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Para Koordinator Program Studi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas , manajer, asisten manajer, kepala instalasi, dan kepala KSM RSUP Dr. M. Djamil. Dan peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).
Ia mengatakan rumah sakit pendidikan adalah tempat pembelajaran yang kompleks, penuh dinamika, dan menuntut kerja sama yang erat antar semua lini—tenaga medis, pengajar, staf, serta peserta didik. Dalam proses tersebut, sangat penting untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, saling menghormati, dan menciptakan lingkungan yang aman serta suportif bagi semua.
"Mari kita sama-sama membangun lingkungan yang sehat secara fisik, mental, dan sosial. Karena hanya dengan itu, kita dapat mencetak dokter-dokter yang tidak hanya kompeten, tapi juga berjiwa besar dan beretika tinggi," tegasnyanext
Komentar