Payakumbuh, Arunala - Anggapan banyak orang bahwa keberadaan PRRI di era Kemerdekaan RI sebagai pemberontak terhadap negara, dibantah tegas Ketua DPRD Sumbar Supardi.
Bantahan ini disampaikan Supardi kepada ratusan siswa SMA se Kota Payakumbuh yang hadir dalam kegiatan penguatan nilai keperintisan dan kepahlawanan di Kota Payakumbuh, Senin (30/5).
"PRRI bukan pemberontakan yang ingin mendirikan negara sendiri, namun melainkan koreksi terhadap pemerintah pusat terhadap kebijakan yang tidak berpihak pada masyarakat luar ibu kota," ujar Supardi dihadapan peserta penyuluhan.
Baca Juga
Lebih jauh Supardi menyatakan, jika saja PRRI itu merupakan pemberontakan, maka semua komponen yang terlibat akan dimasukkan dalam kategori garis hitam, namun tidak untuk PRRI.
"Aksi yang dilakukan PRRI merupakan bentuk protes anak negeri ini atas kebijakan pusat yang melupakan daerah, sementara kita semua ikut berjuang untuk kemerdekaan, dan itu dimaklumi pemerintah pusat, sehingga PRRI tidak bagian dari pemberontakan," tegas Supardi.
Penjelasan Supardi ini disambut tepuk riuh peserta, dan semua merasakan kalau masyarakat Sumbar bukan pembangkang, melainkan cerdas dalam menyikapi keadaan.
Supardi juga dengan tegas mengatakan, kalau masyarakat Sumbar sangat nasionalis dan bisa menerima perbedaan, serta sangat toleransi.
"Apabila ada yang mengatakan kita tidak toleransi dan kurang nasionalisme itu tidak, yang benar kita amat nasionalisme dan toleransi," tegas Supardi.
Di sisi lain, Wati, salah seorang siswi peserta mengatakan jika acara tersebut sebaiknya dilaksankan secara berkelanjutan, sehingga bisa menanamkan rasa hormat pada pendahulu, dan bisa menumbuhkan rasa nasionalisme.
"Saya berharap acara seperti ini bisa dilaksanakan secara berkelanjutan, dan terimakasih pada pak Supardi yang telah memberikan perhatian untuk menambah wawasan kami," kata Wati.
Selain ketua DPRD Sumbar, sebagai narasumber juga hadir Asril Caniago dan Kepala Dinas Sosial Kota Payakumbuh, Yuswandi. (*)
Komentar