.
Selain memberi keuntungan, ia juga berharap usahanya bisa membuka ladang rezeki bagi orang lain.
"Modal awal dalam membangun usaha ini Rp 3 juta. Saya pun mulai melakukan penjajakan kerja sama dengan penjahit di sekitar rumah. Tawaran saya pun awalnya mendapat penolakan. Namun, akhirnya saya menemukan mitra penjahit sesuai kriteria. Ia seorang perempuan yang pernah bekerja di pabrik garmen di Jakarta dan saat itu sedang menganggur," ungkap alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas ini.
Kemitraan dengan ibu itu lancar. "Ia terus menjahit untuk kami. Melihat itu, tetangganya mau juga bermitra. Akhirnya, mitra kami yang awalnya cuma satu bertambah dua, tiga, lima, sepuluh, hingga sekarang jadi empat puluh orang," sebut Elsa.
Mitra Elsa 80 persen adalah perempuan. Sebagian besar baru belajar menjahit.
"Ada yang awalnya cuma pandai menggoyangkan mesin. Sekarang sudah bisa menjahit baju," ujar Elsanext
Komentar