Saatnya Implementasikan CHSE di Tempat Wisata

Wisata- 11-03-2023 14:31
Praktisi dan Akademisi Pariwisata Sumatera, Joni Mardianto SS MPar, saat Bimbingan Teknis Kapasitas SDM Pokdarwis Pasaman Barat, di Imelda Hotel and Waterpark, Sabtu (11/3). (Dok : Istimewa)
Praktisi dan Akademisi Pariwisata Sumatera, Joni Mardianto SS MPar, saat Bimbingan Teknis Kapasitas SDM Pokdarwis Pasaman Barat, di Imelda Hotel and Waterpark, Sabtu (11/3). (Dok : Istimewa)

Penulis: Fajril

Padang, Arunala.com - Faktor kesehatan dan keamanan menjadi salah satu aspek penting dalam industri pariwisata pasca Covid-19.

Sektor pariwisata mulai memperketat penerapan protokol dan standar kebersihan, kesehatan, serta keamanannya dengan menggunakan pedoman Clean Health Safety and Environment (CHSE).

Diketahui, CHSE adalah program Kemenparekraf yang berupa penerapan protokol kesehatan yang berbasis pada Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan).

Baca Juga

"Pariwisata adalah industri yang berbasis hospitality atau pelayanan. Memberikan pengalaman terbaik melalui pelayanan prima dengan pendekatan CHSE, juga akan menjawab tantangan tren pariwisata saat ini yang lebih fokus pada kualitas alih-alih kuantitas wisatawan," kata Praktisi dan Akademisi Pariwisata Sumatera, Joni Mardianto SS MPar, saat Bimbingan Teknis Kapasitas SDM Pokdarwis Pasaman Barat, di Imelda Hotel and Waterpark, Sabtu (11/3).

Bimtek yang diadakan Dinas Pariwisata Sumbar tersebut dihadiri lebih kurang 100 peserta.

Joni mengakui masih banyak dari destinasi pariwisata, Pokdarwis dan desa wisata, belum memahami betapa pentingnya CHSE ini.

Terutama dalam hal kebersihan, kesehatan, keselamatan dan juga lingkungan.

"Ini dapat dilihat masih banyak kita menemukan tempat pariwisata yang belum bersih terutama toilet. Kesadaran masyarakat dalam membuang sampah dan memperhatikan kesalamatan kerja khususnya di tempat-tempat wisata," ungkap salah seorang Auditor CHSE Pariwisata ini.

Padahal, sebut Joni, CHSE ini penting dalam membantu kemajuan kepariwisataan di Sumbar.

Salah satu tujuan CHSE tersebut adalah mendorong upaya pemulihan, kesiapan destinasi dan rebound strategy dalam rangka tatanan keabnormalan baru.

Membangun kepercayaan publik, meningkatkan minat wisatawan.

"Dan, menciptakan destinasi appeal melalui penerapan program CHSE," tuturnya.

Joni mengatakan secara umum protokol kesehatan ini mengutamakan pencegahan penyebaran Covid-19.

Di antaranya menggunakan masker, mencuci tangan atau hand sanitizer, jaga jarak, tanda jaga jarak sosial harus terlihat, menyediakan pembersih tangan di pintu desa wisata dan homestay baik ruang umum dan toilet.

"Batas kapasitas harus diperkenalkan di tempat parkir untuk mencegah kepadatan berlebih dan masyarakat setempat agar lebih peduli akan kesehatannya," ungkap Joni.

Untuk penyesuaian tata kelola, sebut Joni, yang harus dilakukan. Pertama, pengelola menyusun protokol kesehatan untuk pengunjung dan petugas pengelola daya tarik wisata.

Melatih petugas daya tarik wisata untuk memahami protokol kesehatan.

"Bahkan mewajikan petugas tersebut menggunakan masker," tutur Founder Amanah Triwania Wisata ini.

Kemudian, sosialisasi protokol kesehatan kepada calon pengunjung, menyusun kode etik pengunjung, terapkanlah sistem reservasi.

Pengelola daya tarik wisata menentukan jumlah pengunjung yang boleh masuk pada kawasan tertentu dalam satu waktu tertentu.

Buat pendataan yang baik, pembersihan secara rutin fasilitas yang ada, lakukan pemeriksaan suhu tubuh pada setiap pekerja dan pengunjung.

Selanjutnya, menyediakan tempat cuci tangan dan sabun, memperkuat interpretasi.

"Menjual produk kreatif masyarakat lokal dan tidak menyentuh, memegang dan memberi makan satwa liar. Tak kalah pentingnya menyediakan tempat pembuangan sampah dan pengelola dapat menerapkan sistem pemeriksaan sampah saat check in dan check out," ucapnya.

Ia berharap melalui bimtek ini, akan muncul kesadaran individu dalam lingkungan sendiri untuk menerapkan CHSE.

"Dengan harapan bisa berdampak ekonomis untuk pelaku dan pengelola pokdarwis dan desa wisata dengan memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki oleh masing-masing destinasi tersebut," harap Joni.

Komentar