Saat HBH, Willy Aditya Inginkan Sumbar Jadi Basis Partai NasDem

Metro- 07-04-2025 19:12
Ketua DPP NasDem Bidang Ideologi, Organisasi dan Kaderisasi, Willy Aditya berikan sambutan saat hadiri halal bi halal kader partai yang diadakan DPW Partai NasDem Sumbar di Padang, Senin (7/4/2025). (dok : arunala.com)
Ketua DPP NasDem Bidang Ideologi, Organisasi dan Kaderisasi, Willy Aditya berikan sambutan saat hadiri halal bi halal kader partai yang diadakan DPW Partai NasDem Sumbar di Padang, Senin (7/4/2025). (dok : arunala.com)

Padang, Arunala.com - Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem Sumbar gelar Halal bi Halal (HBH) yang dihadiri pengurus dan kader partai itu mulai dari tingkat provinsi hingga kabupaten kota di Sumbar, Senin (7/4/2025).

Kegiatan ini dihadiri Ketua DPP NasDem Bidang Ideologi, Organisasi dan Kaderisasi, Willy Aditya. Selain itu ada juga dua anggota DPR RI asal Sumbar dari NasDem yakni Lisda Hendrajoni dan Shadiq Pasadigoe.

Kemudian para kepala daerah atau wakil kepala daerah serta unsur pimpinan DPRD kabupaten kota dari NasDem, serta para kader.

Di kesempatan ini, Ketua DPP NasDem, Willy Aditya menjelaskan, silaturahmi bersama kader ini jadi titik pijak penting bagi NasDem.

"Soalnya silaturahmi ini jadi momentum bagi NasDem di Sumbar untuk lebih meningkatkan soliditas kader," ucapnya.

Willy menegaskan, di ranah Minang ini dikenal dengan sebutan pusako tinggi dan pusako randah. Di dalam politik juga mengenal adanya istilah politik tinggi (high politic) dan politik rendah (low politic).

"Apa itu politik rendah, yaitu kompetisi, kontestasi atau pemilu dalam merebut kekuasaan maupun upaya mendapatkan posisi," ucap Willy.

Proses politik rendah ini, jelasnya, seperti yang baru saja dilaksanakan di Indonesia baik itu pemilu, pileg dan pilkada.

Dia melanjutkan, setelah kompetisi atau kontestasi selesai, maka masuk tahap politik tinggi yang dimulai dari orang yang dapatkan jabatan politik atau publik dari hasil sebuah kontestasi.

"Orang ini memiliki obligasi untuk menjalankan beberapa tugasnya, seperti menghilangkan sekat-sekat dari konstituennya," tukas Willy Aditya.

Kemudian, politik tinggi juga mendedikasikan beberapa tokoh-tokoh besar yang melahirkan kutipan yang menjadi acuan masyarakat banyak.

Namun begitu, Willy Aditya mengingatkan agar figur atau tokoh yang dihasilkan dari kompetisi atau kontestasi itu untuk tidak lupa diri.

Soalnya, tukas dia, banyak yang sering lupa bagaimana menempatkan posisinya setelah memenangkan sebuah kontestasi itunext

Komentar