RSUP Dr. M. Djamil tak Toleransi segala Bentuk Perundungan

Metro- 24-04-2025 22:44
Jajaran Direksi RSUP Dr. M. Djamil bersama Kajati Sumbar berkomitmen stop perundungan di lingkungan PPDS dan Civitas Hospitalia. IST
Jajaran Direksi RSUP Dr. M. Djamil bersama Kajati Sumbar berkomitmen stop perundungan di lingkungan PPDS dan Civitas Hospitalia. IST

.

Kajati Sumbar Yuni Daru Winarsih, SH, M.Hum saat pemaparan materi mengajak mahasiswa senior dan junior untuk bersama--sama memutus mata rantai perundungan ini. Dengan cara memperkaya kejiwaan kita dengan agama masing-masing. "Kadang sekali-sekali tempatkan diri kita untuk tukar tempat. Kalau aku digituiin senang nggak sich. Kalau digituin sakit nggak sich. Kalau sakit jangan dilakukan," ucapnya.

Jika sudah menjadi korban perundungan, Ia mengajak mari kita putus mata rantai itu. "Kalau digituin nggak enak, jangan membuat korban baru lagi. Karena sebagian besar akan menjadi pelaku-pelaku lainnya," tuturnya.

Perundungan, sebutnya, bukan hanya saat di perkuliahan saja. Bagaimana terhadap pasien. "Bagaimana para dokter ini akan menyehatkan orang lain kalau fisik, jiwa, dan psikis dokter itu tidak sehat. Nggak sehat karena melebihi batas waktu jam kerja,. Kalau fisik lelah pasti pekerjaan tidak akan baik," ungkap Yuni.

Ia pun mengajak untuk menerapkan pola mengajar yang baik untuk menghasilkan dokter-dokter yang baik. Biar kepercayaan masyarakat itu tetap jika dokter tersebut adalah tangannya Tuhan. Dokter itu mengobati dan Tuhan menyembuhkan. "Dokter itu merupakan pekerjaan mulia. Dokter itu pintar. Orang yang paling terakhir dicari oleh orang yang ingin sehat. Dokter pakai jas putih itu keren seperti malaikat," ucapnya.

Sementara itu, Ketua Konsil Kesehatan Indonesia (KKI) drg. Arianti Anaya, MKM secara virtual berharap rumah sakit pendidikan seperti RSUP Dr. M. Djamil perlu meningkatkan peran strategisnya dalam pengimplementasian seluruh regulasi pencegahan dan penanganan perundungan dalam tindakan nyata.

"Kegiatan sosialisasi ini bukan sekadar seremonial tapi juga langkah awal menyatukan persepsi membangun budaya anti-perundungan dengan melibatkan berbagai pihak melakukan pengawasan secara holistik. Sehingga manajemen rumah sakit dapat menjamin bahwa tempat belajarnya aman dan kondusif untuk para residen," ucap drg. Arianti Anaya.

Ia meminta sudah saatnya kita mengubah paradigma senior semata-mata menjadi simbol otoritas. Tetapi menjadi teladan dan membimbing junior dalam kegiatan yang kegiatan positif. "Pendidik klinis bukan hanya pengajar tetapi juga pelindung dan fasilitator pertumbuhan moral," ujar Ketua Dewan Pengawas RSUP Dr. M. Djamil ini.next

Komentar