Arunala.com - Produsen mobil terbesar ketiga dunia, Nissan Motor Co. berencana akan menutup tujuh pabriknya di berbagai tempat.
Keputusan itu beriringan dengan rencana memangkas 20.000 pekerjaannya setelah membukukan kerugian tahunan terbesar sejak produsen mobil Prancis Renault SA menyelamatkannya dari kebangkrutan pada seperempat abad lalu.
Produsen mobil Jepang itu memutuskan untuk tidak mengeluarkan perkiraan laba operasi untuk tahun fiskal yang berakhir Maret 2026, dan melaporkan kerugian bersih sebesar 670,9 miliar Yen (USD 4,5 miliar) hingga Maret 2025.
"Realitanya jelas," kata Chief Executive Officer Nissan, Ivan Espinosa, seperti dikutip dari Bloomberg.
"Nissan harus memprioritaskan peningkatan diri dengan urgensi dan kecepatan yang lebih besar," terang Espinosa
Sejalan dengan itu, Espinosa juga menyebut bahwa Nissan akan menutup tujuh fasilitas manufakturnya pada tahun fiskal 2027, dengan kapasitas produksi tahunan yang ditetapkan turun menjadi 2,5 juta unit dari 3,5 juta tahun lalu.
Rincian mengenai tujuh fasilitas yang akan ditutup tidak disebutkan.
Nissan juga mengkonfirmasi akan memangkas 20.000 pekerjaan, termasuk hilangnya 9.000 posisi yang diumumkan pada bulan November 2024. Langkah-langkah tersebut ditujukan untuk memangkas biaya sebesar 500 miliar Yen.
Saat ini, produsen mobil Jepang yang sedang terpuruk ini telah berjuang keras untuk membalikkan keadaan bisnisnya karena jajaran produknya yang sudah tua gagal menarik konsumen di AS dan Cina.
Defisit tahunan sebesar 670,9 miliar Yen merupakan yang terburuk sejak tahun fiskal 1999
Perusahaan tersebut telah mengganti sebagian besar eksekutif puncaknya setelah upaya untuk bergabung dengan Honda Motor Co gagal awal tahun ini, sehingga sangat membutuhkan bantuan lain.
Espinosa cukup menyesali kegagalan kesepakatan dengan Honda, Espinosa mengatakan bahwa produsen mobil saingannya itu masih menjadi "salah satu dari banyak kandidat" dalam hal proyek, kemitraan, integrasi, investasi modal, dan spin-offnext
Komentar