Padang, Arunala.com - Sebanyak 1.265 Koperasi Merah Putih (KMP) di Provinsi Sumbar telah berdiri, dan ada payung hukumnya. KPM ini tersebar di desa, kelurahan dan nagari.

"Alhamdulilah KMP di Sumbar terpenuhi dan mencapai target," kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar, Endrizal kekika ditemuai di Padang, kemarin.

Dari total tersebut 1.035 koperasi berada di desa atau nagari, sedangkan 230 koperasi lainnya di wilayah kelurahan.
Baca Juga
- Budidaya Melon Golden Premium Tanpa Tanah, Keltan Muda Padang Panen 1,ooo Biji
- Ricky Donals Prihatin PE Sumbar Terendah se Sumatera
- Revitalisasi Terminal Tipe A Jati Kota Pariaman segera Dilakukan
- Atasi Inflasi, Pemko Pariaman Gelar GPM untuk Masyarakat
- Yota Balad Resmikan UD Jaenab Fresh Farm Eggs di Desa Rambai
KMP ini berbeda dari koperasi yang ada sebelumnnya, dimana anggotanya harus di dalam nagari, desa atau kelurahan. Sedangkan untuk pengawasnya wajib lurah, walinagari atau kepala desa.
"Alhamdulillah, KMP di Sumbar sudah terbentuk. Sumbar tercepat di Sumatera, dan nomor 4 tercepat di Indonesia, ini menandakan masyarakat Sumbar begitu antusias bentuk koperasi," jelas Endrizal.
Menurutnya, beberapa KMP di Sumbar sebelumnya sudah ada menjalan usaha, seperti di Kelurahan Balai Gadang, unit usahanya madu galo-galo.
Di Matur, Agam, mereka fokus pada komoditas tebu. Sementara Kelurahan Gates memilih unit usaha BBM.
"Tak hanya berorientasi pada sektor riil, koperasi merah putih juga tetap menjalankan unit usaha simpan pinjam dan diproyeksikan menjadi saluran (channeling) penguatan bagi koperasi-koperasi yang sudah lebih dulu ada," ujar Endrizal.
Keberadaan Koperasi Merah Putih tidak dimaksudkan untuk bersaing, melainkan berkolaborasi dan memperkuat ekosistem koperasi yang telah ada.
Dengan konsep inklusif ini, koperasi merah putih diharapkan menjadi katalisator bagi peningkatan ekonomi masyarakat dari tingkat paling bawah.
"Intinya, kehadiran Koperasi Merah Putih adalah untuk mengatasi persoalan ekonomi di akar rumput. Ini bukan sekadar proyek, tapi gerakan ekonomi kerakyatan yang berkelanjutan,"pungkas Endrizal
Sementara itu, Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah menyatakan, keberhasilan koperasi tidak hanya diukur dari cepatnya pembentukan, tapi juga dari kualitas pengelolaan dan dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat.
"Koperasi ini harus sukses di Sumbar. Karena Sumbar adalah tanah kelahiran Bung Hatta -- Bapak Koperasi Indonesia. Kita tidak boleh gagal. KDMP harus menjelma jadi kekuatan ekonomi rakyat," tegasnya.
Seluruh pengurus koperasi desa kelurahan Merah Putih di Sumbar untuk mengelola koperasi secara profesional.
Tujuannya, agar manfaat koperasi benar-benar dirasakan oleh masyarakat dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di tingkat akar rumput.
"Dana yang disediakan oleh pemerintah harus bisa tumbuh dan berkembang. Jangan sampai justru menyusut karena salah kelola," tegas Mahyeldi. (adv/dpg)
Komentar