Padang, Arunala.com - Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (DPD Aspadin) Sumbar menggelar Musyawarah Daerah (Musda) ke VI yang diadakan di Hotel Pangeran Beach Padang, Kamis (9/10/2025).
Musda yang dihadiri langsung Ketua umum Aspadin, Rachmat Hidayat itu dibuka langsung oleh Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansyarullah, turut hadir peserta Musda yang berasal dari pengusaha air minum dalam kemasan se Sumbar.
Dalam pembukaan Musda, Ketua umum Aspadin, Rachmat Hidayat menyampaikan, sejak 2003 lalu paling tidak ada 23 perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK) di Sumbar.
Menurutnya, jumlah itu cukup besar, sementara populasi AMDK itu ada di Jabar, Jatim, Jateng dan seterusnya.
"Untuk diketahui, industri AMDK ini berdiri pada tahun 1973 dengan satu perusahaan. Saat itu orang mengira memang tidak rasional kenapa mendirikan perusahaan AMDK, namun nyatanya berkembang hingga saat ini atau lebih 53 tahun," kata Rachmat Hidayat.
Dia menambahkan, menurut data BPOM yang didapat, sekarang ini sudah ada sekitar 1.000 lebih perusahaan AMDK di Indonesia, sedangkan mereka AMDK yang beredar itu ada sekitar 2 ribu lebih, dan di Sumbar kemungkinan ada diatas 30 merek AMDK.
"Jadi, peluang ini masih besar termasuk di Sumbar," kata Rachmat Hidayat
Ia menambahkan, industri AMDK nyatanya mempekerjakan warga negara Indonesai (WNI) cukup banyak, secara langsung diperkirakan mencapai 50 ribu pekerja.
"Selain itu, industri ini (AMDK, red) juga memberi multipier effect besar, karena menciptakan industri-industri lainnya seperti industri ritel, industri transportasi, industri jasa dan sebagainya," ujar Rachmat Hidayat.
Dia juga bersyukur bahwa pertumbuhan industri AMDK berkembang cukup baik, walau pun sebelumnya ekonomi Indonesia sempat guncang akibat Covid 19, namun kini aktivitas AMDK sudah mulai bangkin dan mengiringi pertumbuhan ekonomi nasional diatas 5 persen per tahun.
"Jadi saya berharap, perusahaan yang bergerak di industri AMDK bisa terus tumbuh dalam situasi yang kondusif dibawah bimbingan pemerintah untuk kembali pertumbuhan ekonominya sebelum Covid 19 diatas 8 persen,"tukas Rachmat Hidayatnext
Komentar