.
Ia menegaskan memperkuat peran pemuda berarti melanjutkan semangat perjuangan para pahlawan dalam konteks kekinian.
Rahmat mengingatkan bahwa nilai perjuangan tidak diukur dari besarnya tindakan, melainkan dari ketulusan dalam bekerja untuk masyarakat.
Ia mencontohkan pengabdian guru di pelosok, tenaga kesehatan, petani, dan nelayan sebagai bentuk nyata perjuangan masa kini.
"Mereka juga pahlawan masa kini. Kita sering lupa bahwa perjuangan bisa dimulai dari hal yang jarang kita sadari yang memberi manfaat besar," ujarnya.
Ia menambahkan peringatan Hari Pahlawan di Sumatera Barat juga seharusnya menjadi momentum memperkuat jati diri masyarakat Minangkabau yang menjunjung tinggi gotong royong dan kemandirian.
Dua nilai itu, menurutnya, menjadi fondasi kuat masyarakat Sumbar menghadapi berbagai tantangan zaman.
"Kalau semangat gotong royong itu kita rawat, saya yakin Sumbar akan tetap menjadi daerah yang tangguh dan berdaya saing," katanya.
Rahmat berharap agar peringatan Hari Pahlawan tahun ini dapat membangkitkan kembali rasa cinta tanah air di tengah menurunnya kepedulian sosial akibat derasnya arus digitalisasi.
Ia mengajak masyarakat untuk mengisi semangat perjuangan dengan kerja nyata demi kemajuan Sumatera Barat.
"Kita tidak bisa hanya bangga pada sejarah. Tugas kita sekarang adalah menulis sejarah baru lewat kerja keras dan dedikasi," ujarnya. (*)


Komentar