.
Konservasi berupa kegiatan konservasi penyu yang aktif dan edukatif. Ekowisata berupa pengembangan paket wisata edukasi yang menarik. Restocking berupa upaya pengkayaan stok ikan melalui restocking ikan nila salin. Mitigasi bencana melalui pelaksanaan kegiatan dan pelatihan mitigasi bencana secara berkala. "Serta produk olahan berupa pemanfaatan potensi alam menjadi produk bernilai ekonomi, seperti produk olahan mangrove," papar Mahyeldi.
Keberhasilan program di Amping Parak, tegasnya, tidak lepas dari pembentukan dan pembinaan masyarakat melalui berbagai komunitas dan kelompok. Seperti kelompok pengawas masyarakat (Pokwasmas), kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Kemudian kelompok sadar bencana dan mitigasi konservasi serta kelompok masyarakat pegiat konservasi. "Selain itu, kegiatan edukasi dan penelitian serta atraksi seni dan budaya turut melengkapi program holistik ini," sebutnya.
Gubernur menekankan dampak positifnya kini telah dirasakan langsung oleh masyarakat setempat, baik dalam hal dampak lingkungan (lingkungan lebih hijau dan terlindungi). "Selanjutnya dampak ekonomi (peningkatan pendapatan dari ekowisata), maupun dampak sosial (peningkatan kesadaran, partisipasi, dan kemandirian)," tukasnya.
Kegiatan verifikasi lapangan ditutup dengan peninjauan langsung ke lokasi Ekowisata Amping Parak Kabupaten Pesisir Selatan pada Selasa (18/11/2025) untuk memastikan kesesuaian antara paparan gubernur dengan kondisi riil di lapangan.(*)


Komentar