Silangit, Arunala.com - Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan perkembangan penanganan bencana hidrometeorologi yang melanda Sumut, Aceh dan Sumbar.
Penanganan pasca bencana itu disampaikan Suharyanto dalam konferensi pers dari Bandara Silangit, Tapanuli Utara, Sumatra Utara, Jumat (28/11/2025).
Dalam keterangannya, sebanyak 178 jiwa meninggal dunia, 79 hilang dan 12 luka-luka akibat bencana ini.
Adapun dampak dari bencana yang terjadi di Sumatra Utara, hingga saat ini terdapat 116 korban meninggal dunia dan 42 orang hilang.
Korban tersebar di beberapa wilayah, di antaranya Tapanuli Utara sebanyak 11 orang, Tapanuli Tengah 51 orang, Tapanuli Selatan 32 orang.
Kota Sibolga 17 orang, Humbang Hasundutan 6 orang, Kota Padang Sidempuan 1 orang, serta Pakpak Barat 2 orang. Mandailing Natal tidak melaporkan korban jiwa.
"Per hari ini kami mendata korban meninggal dunia 116 dan 42 masih dalam pencarian," kata Kepala BNPB ini.
Dia menyebut, tentu saja data ini akan berkembang terus masih ada titik-titik yang belum ditembus.
"Yang diindikasikan di lokasi longsor itu mungkin juga ada korban jiwa," ungkap Suharyanto.
Sejumlah titik pengungsian masih dalam proses pendataan di sebagian besar wilayah, kecuali Humbang Hasundutan yang tercatat memiliki 1 titik.
Di Mandailing Natal terdapat 8 titik pengungsian dengan jumlah terdampak terbesar berada di Kecamatan Siabu, Muara Batang Gadis, dan Batahan.
Gangguan infrastruktur turut berdampak pada akses transportasi. Di Tapanuli Selatan, jalur nasional Sidempuan--Sibolga terputus di satu titik, sementara jalur Sipirok--Medan terputus di dua titik.
Di Mandailing Natal, beberapa ruas jalan seperti Singkuang--Tabuyung dan Bulu Soma--Sopotinjak terputus akibat banjir dan longsor.
"Upaya pembukaan akses dilakukan melalui pengerahan alat berat," tukasnya.
Penyaluran logistik telah dilakukan terutama di Tapanuli Tengah dan Mandailing Natal, termasuk bantuan beras, makanan siap saji, tenda, terpal, serta family kitnext


Komentar