.
Pasalnya, resep masakan di restoran ini murni resep keluarga. Didominasi bumbu India asli.
Untuk menu makanan sendiri berbauran dengan makanan Malaysia, Indonesia dan India.
"Dan, beberapa menu yang dibuat mendekati Timur Tengah, seperti martabak istambul," ujarnya.
Ia menuturkan juru masak di Malabar Arham tinggal mengolah bahan setengah jadi.
"Seluruh menu yang disajikan telah dibuatkan master resep. Juru masak hanya tinggal melanjutkan memasaknya. Misalnya, ketika memasak nasi goreng. Master resepnya sudah ada tinggal memasaknya hingga menjadi nasi goreng. Begitu juga menu makanan lainnya," papar Adib.
Menu spesial di restoran ini yaitu martabak malabar. Sebenarnya tampilan martabak ini sama seperti martabak telur lain. Akan tetapi bumbu atau kualitas rasanya berbeda, bumbu rempahnya lebih kuat, kulitnya lebih tebal dan dagingnya lebih banyak.
Seporsi martabak biasanya disajikan dengan semangkuk kecil cuka. Cuka tersebut juga dibumbui sedemikian rupa, sehingga menambah lengkap rasa martabak malabar. Jika sudah satu gigitan, takkan ingin berhenti.
"Untuk harga menu makanan maupun minuman terjangkau. Di restoran ini sudah ada label harga dari setiap menu. Restoran ini juga terdaftar sebagai kemitraan Gojek dalam layanan GoFood. Jika para pelanggan tidak sempat ke resto, bisa pesan melalui GoFood," ajaknya seraya mengatakan kemitraan dengan Gojek terjalin sejak restoran ini dibuka.
Pandemi, GoFood membantu Adib mengungkapkan saat pertama buka, pemilihan presiden, hingga akhir tahun 2019 terjadi peningkatan transaksi penjualan.
"Memang saya akui waktu itu, traffic penjualan di restoran ini terjadi peningkatan," ungkapnya.
Ini dikarenakan, sebut Adib, pelanggan merasa nyaman dengan tempat lapang, parkir kendaraan luas, serta makanan disajikan fresh dan hangat. Termasuk keramahan karyawan yang melayani.
"Kondisi demikianlah membuat traffic penjualan meningkat kala itu," ucapnya.
Baru buka hampir setahun, Covid-19 melanda Indonesia khususnya Kota Padang tahun 2020. Restoran ini pun terkena dampak.
"Covid-19 memberikan dampak bagi restoran ini. Hampir dua bulan kami tidak beroperasional. Jadi, karyawan dirumahkan dan sebagian lagi diakali agar bisa bekerja dengan disubtitusi ke cabang lain," ungkap Adib.
Adib menceritakan restoran ini buka kembali pasca-adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Di mana, pelanggan harus pakai masker, jaga jarak, pengecekan suhu tubuh dan cuci tangannext
Komentar