.
Dia menjelaskan, pernah dalam pemuatan foto menyangkut aksi 212 beberapa tahun lalu, yang harus dikemas dengan baik melalui caption fotonya.
Memang saat itu ribuan massa 212 gelar aksinya, kata Sigit, padahal semua tahu aksi itu dipicu karena ada persoalan.
"Nah apabila dalam caption foto yang dimuat Antara itu menulis persoalan sebenarnya dari aksi massa itu, tentunya akan menimbulkan aksi rentetan lainnya, namun Antara membuat caption fotonya dengan kalimat santun dan tidak profokativ," kata Sigit.
Di sisi lain, Ketua FWP DPRD Novrianto menerangkan tujuan kunjungan ke kantor LKBN Antara selain penguatan dan pengayaan informasi bagi anggota FWP, juga saling berbagi informasi dan sharing terkait dengan peliputan dan pemberitaan.
"Ini tentunya juga memperkuat program Presiden Republik Indonesia untuk menguatkan keberadaan media dan pers," katanya.
Dia melanjutkan, wartawan yang tergabung dalam FWP DPRD Sumbar sangat berharap dari studi tiru ini dapat memberi manfaat bagi mereka.
"Seperti kita ketahui Antara untuk mengantisipasi, agar tidak terjadi kebablasan, suka tidak suka Antara harus meng counter pemberitaan dari berita jelek,"ujar Novrianto.
Kemudian dalam rombongan wartawan FWP ini didampingi juga staf Humas dan Protokol DPRD Sumbar, Arnelly Amran, Dessy Taharuddin, dan Ida Wulansari. (*)
Komentar