Padang, Arunala.com - Adanya dugaan aktivitas pembalakan kayu secara masif di kawasan Sariak Bayang, diungkap Anggota DPRD Kabupaten Pesisir Selatan, Novermal saat dirinya bersama anggota DPRD Pessel lainnya Ali Asman dan Zulfian Afrianto meninjau lokasi itu, Sabtu siang (19/7/2025).
Di tempat itu, Novermal bersama anggota DPRD Pessel itu menyaksikan hutan di perbukitan dengan kelerengan terjal tersebut sudah porakporanda dibabat oleh sekelompok orang.
"Kami juga menemukan dua unit excavator dan dua unit buldozer sedang persiapan untuk bekerja, karena kayu-kayu yang ada di kawasan hutan hulu sungai Batang Bayang tersebut terlihat sudah dibabat," ungkap Novermal melalui pesan Whatsapp yang diterima Arunala.com, Sabtu malam (19/7/2025).
Dia melanjutkan, balok-balok kayu yang ditumpuk itu tampaknya untuk dibawa keluar kawasan Sariak Bayang. Dan di anak sungai yang membela kawasan tersebut terlihat banyak potongan-potongan kayu limbah pembalakan.
"Saya juga menemukan lereng perbukitan di sekitarnya dipotong untuk jalan lansir kayu. Kawasan sepanjang lebih kurang 1,5 kilometer (km) tersebut benar-benar porakporanda," tukas Novermal lagi.
Menyaksikan kondisi yang memiriskan sekaligus membahayakan karena ada potensi longsor dan banjir bandang, Novermal bersama anggota DPRD Pessel yang ikut meninjau lokasi minta aktifitas itu dihentikan.
"Walau berizin, pembalakan ini harus dihentikan. Karena, kawasan ini merupakan daerah tangkapan air (catchment area) sungai Batang Bayang yang melintasi dan bermuara di daerah Bayang Kabupaten Pesisir Selatan," tegas Novermal.
Dia menekankan, kalau pengrusakan alam ini dibiarkan, bakal memicu bencana banjir dan banjir bandang di musim hujan, dan kekeringan di musim kemarau.
"Jadi kami minta Gubernur Sumbar dan Menteri Kehutanan segera menghentikan pembalakan ini," pinta Novermal.
Ia juga meminta supaya kawasan hutan SAW (Suaka Alam dan Wisata) yang di-APL-kan (Areal Penggunaan Lain) tersebut dikembalikan lagi jadi kawasan hutan SAWnext
Komentar