Payakumbuh Poetry Festival (PPF) 2025 Resmi Ditutup

Metro- 01-12-2025 22:02
Panitia pelaksana PPF 2025 bersama para peserta di saat penutupan kegiatan di Agam Jua Art & Culture Cafe, Payakumbuh, Sabtu malam (29/11//2025) kemarin. IST
Panitia pelaksana PPF 2025 bersama para peserta di saat penutupan kegiatan di Agam Jua Art & Culture Cafe, Payakumbuh, Sabtu malam (29/11//2025) kemarin. IST

.

Para pembicara membahas sejarah, perkembangan, tantangan, hingga gambaran akan masa depan sound poetry dan visual poetry.

Satu topik, yaitu ekosistem sastra dan penguatan festival, yang awalnya mau dibahas dalam sesi diskusi, dialihkan ke format podcast.

Dalam podcast yang akan segera ditayangkan untuk umum ini, Namal Siddiqui penyair asal Pakistan dan kurator program internasional di Ubud Writers & Readers Festival didapuk sebagai narasumber.

Dipandu S Metron Masdison sebagai host, namal memaparkan kondisi terkini ekosistem sastra dunia serta bagaimana festival-festival di Global South seperti Indonesia menentukan posisi dan peran dalam ekosistem tersebut.

Pertunjukan dan Pertunjukan

Sederet pertunjukan seni dengan puisi sebagai 'bahan bakar' ditampilkan sepanjang gelaran PPF 2025. Mulai dari sound poetry dan visual poetry hingga pertunjukan teatrikal puisi.

Tiga sound poetry dan dua visual poetry karya para peserta Workshop Sound Poetry dan Workshop Visual Poetry dipertunjukkan secara bergantian dari malam pembukaan hingga malam penutupan PPF 2025.

Kelima karya tersebut, diangkat dari puisi-puisi para pemenang Sayembara Manuskrip Puisi PPF 2025.

Ada Setelah Bintang Jatuh, sound poetry karya Mutia Elfisyah dan Kezia Salwa Alevia; Ruang Tunggu Polijiwa karya Harry Kurniawan alias Ngik, Randika Putra, dan Aditya Maulana; serta Babad

Kapal Karam karya Restu Rahmanda, Aufa Zikri Al-Ghifari, dan M. Zaki alkhair.

Dua karya visual poetry masing-masingnya berjudul Jalan Ninja karya Muhammad Rizky, M Agung Kurniawan, Rival Fajli, dan Surya Effendi serta Meneroka Membakar Batu karya Jhogy Nabhasa Siahaan, M. Abrar afdal, dan Dean Bierdio Ketapuan.

Di samping itu, juga ada dua karya visual poetry pemenang Sayembara Visual Poetry PPF 2023 yang ikut ditampilkan sepanjang festival.

Komunitas Intro hadir dengan pertunjukan teatrikal puisi berjudul Kembalikan Indonesiaku yang diangkat dari puisi karya Taufik Ismail dengan judul sama.

Empat performer remaja yang memainkan pertunjukan tersebut, mendapat sambutan hangat dari pengunjung. Juga tampil grup musik D' Montis.

Unit folk asal Sikabu-kabu ini memainkan beberapa nomor yang mereka kembangkan dari sejumah puisi karya penyair Indonesia.

Para penyair mempertunjukkan kebolehannya dalam mendeklamasikan puisi, dari Adri Sandra hingga Ikhwanul Arif. Para remaja ikut unjuk aksi berdeklamasi, mulai dari Suluh Namaku hingga Ada Vidianext

Komentar