Padang, Arunala - Kabar yang menyatakan penyebab meninggalnya Florianza Degemilang (21), salah seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) di Padang akibat overdosis (OD) pada Sabtu (7/3) lalu, dibantah Kapolsek Pauh Kompol Hamidi.
"Agar tidak terjadinya simpang siur di masyarakat, disini kami luruskan kembali bahwa penyebab meninggalnya mahasiswa itu bukan karena OD, melainkan karena penyakit yang diderita oleh korban itu sendiri," ujar Hamidi, kepada wartawan di Padang, Selasa (10/3).
Hamidi menerangkan, seperti yang telah dijelaskan pihak keluarganya, korban itu memang memiliki riwayat penyakit kepala yang suka datang secara tiba-tiba hingga korban sulit bergerak apabila sakit kepala tersebut muncul.
"Ayah korban juga menjelaskan anaknya tersebut harus menjalani rawat inap di rumah sakit. Namun karena keras hatinya si anak menolak untuk dirawat dan lebih memilih istirahat di kamar kosnya," jelas Hamidi.
Hamidi menambahkan munculnya kesimpulan bahwa korban mengalami OD berawal dari keterangan sepupu korban yang mengatakan korban pernah menelan obat sakit kepala dalam jumlah banyak dalam sekali minum.
"Peristiwa itu terjadi beberapa minggu yang lalu, tidak di saat ditemukannya korban tewas dengan kondisi duduk bersila dan kepala menunduk. Selain itu, di saat anggota melakukan pemeriksaan di kamar kos korban tidak ditemukan satupun obat sakit kepala seperti yang diceritakan," terang Hamidi lagi.
Sebelumnya, ayah korban Elizam (53) mengatakan kepada sejumlah awak media di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumbar, anaknya meninggal dalam keadaan wajar karena sakit. Sakitnya tersebut sakit kepala dan pernah di rawat di rumah sakit.
Elizam menambahkan, ia terakhir berkomunikasi dengan anak sulungnya tersebut pada Rabu (4/3) yang lalu, dengan menggunakan video call WhatsApp. "Dalam video call tersebut ia terlihat baik-baik saja," kata Elizam.
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang mahasiswa salah satu PTN di Padang ditemukan tewas dalam kamar kosnya di Kelurahan Limau Manis, Kecamatan Pauh, Sabtu (7/3) malam. Hal tersebut membuat warga sekitar berbondong-bondong melihat peristiwa tersebut.
Meski pihak kepolisian hendak lakukan visum terhadap korban, pihak keluarga korban menolak. Korban pada Minggu (8/3) kemudian dibawa pihak keluarga ke kampung halamannya di Kutabumi Tanggerang, Banten untuk makamkan.
Komentar